Senin, 03 November 2014

Green House Karya 50 Santri Putri


Mei 2014...,
pada Elevation Project/Proyek Elevasi (Prolev) 2014, 50 santri putri Panatagama bekerjasama membangun sebuah green house di halaman belakang salah satu asrama. Dan dalam waktu 5 hari, green house berukuran 7mx2,5m dan 5x5 (berbentuk seperti huruf 'L') pun selesai dibangun, walaupun belum 100% sempurna. Di waktu selanjutnya, green house pun mulai sempurna dilengkapi dengan pintu berengsel dan tanaman-tanaman yang menghiasi, mulai dari sayur-mayur, bunga-bunga hingga tambulampot yang jumlahnya lebih dari 10. Green house yang biasa diramaikan oleh satri-satri kelompok pertanian kini menjadi begitu indah dengan bambu-bambu yang dicat dengan warna hijau apel. Selain itu, beberapa alas green house yang ditanami 2 macam rerumputan (rumput gajah dan rumput jepang)  semakin memperindah pemandangan di dalam green house, bagaikan permadani hijau yang mengampar.


pemandangan di dalam green house dari depan pintu masuk (sebelum diisi oleh tumbuhan).




 bagian depan green house, setelah selesai tahap pemasangan pintu, namun belum memasuki masa pengecatan.



 penampakan green house dari sudut depan.



 pemandangan green house apabila diliha dari sudut bagian belakang. Tampak sebuah lemari tua yang masih kokoh berdiri, sebagai lemari tempat kami menyimpan berbagai macam peralatan pertanian.
 penampakan green house bagian belakang, dilihat dari sisi luar. Terlihat terdapat bagian green housse yang tidak sempurna tertutup plastik UV, sebagai alternatif media rambat tumbuhan.
 tanaman kangkung yang baru dipindah dari masetan. Kami menanamnya mulai dari biji.

 proses pengecatan green house.
persiapan masa tanam tahap pertama.
















Dan inilah hasil karya video kumpulan foto-foto ketika pembuatan green house di masa Elevation Project. Selamat menikmati ^_^..

*video karya; Dian Isnaini. 

Sabtu, 01 November 2014

Mendaki gunung: Apa motivasiku??

           

Mendaki gunung..

Salah satu jenis olahraga yang dapat dibilang extreme dan mahal. Namun hakikatnya, banyak juga orang yang memilih untuk tetap melakukannya, termasuk saya yang notabenenya termasuk pemula.

Kira-kira, apa alasan mereka yang rela lelah untuk mendaki?

Apa motivasi yang mereka miliki ketika mendaki?




Mungkin atau pasti, setiap pendaki memiliki motivasi dan alasan yang berbeda-beda.

Dan berikut adalah beberapa motivasi yang saya miliki dalam mendaki gunung. selamat membaca, dan semoga bermanfaat..


1.      Gunung = tempat mempelajari ilmu terkait hewan dan tenaman yang efektif

Saya yang dari kecil dibiasakan untuk mencintai hewan dan tumbuhan mejadikan saya menaruh minat terhadapnya. Saya mulai berfikir untuk senantiasa menguasai ilmu yang terkandung di dalamnya. Dan saya sadari, untuk mampu menguasai ilmu tersebut, tidaklah dikatakan cukup apabila saya hanya berkecimpung di antara berbagai teks hasil penelitian para ilmuwan terkait itu atau pun hanya mendengarkan penjelasan teoritis dari sang guru di kelas. Saya harus mengindra objek tersebut secara langsung, seiringan dengan teori yang didapatkan. Maka bagi saya, dengan mendaki gunung, saya mampu mendapatkan ilmu botani dan zoologi yang tersedia di sana.
Mungkin untuk pendakian perdana, hal itu belum begitu direncanakan. Namun harapan saya, ini bukanlah pendakian perdana dan terakhir yang saya miliki. Saya berharap, masih ada kesempatan berikutnya di mana ada perencanaan yang sistematis dalam rangka mempelajari objek yang ada di sana.
Namun walaupun begitu, saya harap di pendakian perdana ini saya mampu mendapatkan beberapa ilmu botani dan zoologi yang tersedia. Karena gunung merupakan tempat yang masih dipadati oleh tumbuhan dan hewan yang tidak akan ditemukan di perkotaan, dan itu sangat efektif bagi pembelajaran botani an zoologi.


2.     Gunung = melatih kemampuan kerjasama.

Sebagai manusia, hakikatnya saya tentu akan hidup di tengah-tengah masyarakat dan kelmpok. Dan pada hakikatnya, hidup bermasyarakat bukanlah sesuatu yang dapat dibilang mudah. Pada beberapa kesempatan contohnya, seorang manusia diminta untuk saling menolong, bekerjasama,  mengutamakan saudaranya (semuslim), merendahkan ego yang dimiliki, berkorban untuk saudaranya dan masih banyak lagi.  Dalam hidup bermasyarakat, seorang harus memiliki kemampuan itu.
Di dalam pendakian, hal itu pun menjadi suatu hal yang harus dimiliki. Maka, saya memahami mendaki gunung merupakan medan untuk melatih kemampuan kerjasama dalam bermasyarakat, atau dalam pendakian kali ini lebih sesuai disebut dengan “kerjasama kelompok”. Karena saya tahu kerjasama itu kemampuan yang penting dimiliki, saya berharap mampu melatihnya pada kegiatan ini.

3.     Gunung = menyimpan berjuta pengalaman

Saya yakin, mendaki gunung merupakan suatu pengalaman yang berharga. Suku duka yang terkandung di dalamnya bukanlah suatu hal yang tiada berguna. Saya berharap saya mampu belajar dari pengalaman yang saya miliki dari pendakian ini. Karena yang saya tahu, semakin banyak pengalaman yang dimiliki oleh seseorang, maka semaikin baik pula kualitasnya.
Dan harapannya, pengalaman yang saya miliki tidak hanya menjadi guru bagi saya. Saya juga ingin membagikan pengalaman yang saya miliki melalui dunia tulis-menulis. Maka saya harap, pengalaman kali ini dapat menjadi tema penulisan yang sangat berharga.


4.     Gunung = melatih kemampuan memecahkan masalah

Berinteraksi dengan alam tentu bukanlah sesuatu yang tidak beresiko. Kemungkinan-kemungkinan berbahaya dapat datang kapanpun, walau memang dapat dihindari. Namun hal ini lah yang saya cari. Kemampuan memecahkan masalah merupakan hal yang begitu dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Dan gunung merupakan salah satu medan yang pas dalam melatih kemampuan memecahkan masalah. 


5.     Gunung = zona untuk membuktikan bahwa saya bukanlah seorang penakut dan lemah.

 

Catatan si Pengelana Template by Ipietoon Cute Blog Design