Sobat semua mau tahu bagaimana keindahan Watu Amben di malam hari?
Oke, di sini saya akan berbagi pengalaman saya mengunjungi Watu Amben.
Hari itu adalah hari Minggu yang padat. Dua seminar langsung saya
ikuti hari itu. Bahkan untuk yang kedua, sayalah panitianya. Huft, sobat bisa
membayangkan betapa lelahnya bukan hari itu?
Oke, tapi saya di sini bukan untuk curhat. Saya ingin menceritakan
perjalanan saya di malam hari. Ketika saya diajak oleh salah seorang temanku ke
daerah bernama Watu Amben. Mau tahu bagaimana ceritanya?
Cekidot, langsung saja ya.
Kami berangkat pukul 7, persis sebelum adzan isya. Setelah mengisi
perut di warung mie ayam Lapar Pool, kami berangkat. Dari warung tersebut, kami
hanya menghabiskan waktu perjalanan selama 30 menit. Dengan kecepatan standar,
60km/jam. Medan perjalanannya menanjak, berliku-liku.
Jujur saja ya, saya sendiri takut dengan medan yang seperti ini.
Apalagi kadang dipenuhi truk-truk besar di malam hari. Dan hitung-hitung bumbu
penyedap, kami harus melewati jalan semacam itu di malam hari yang hujan. Tapi
Anda tidak peru takut. Kami saja, akhwat-akhwat yang baru bisa mengendarai
motor sekitar 3 tahun yang lalu bisa melewatinya, apalagi Anda J.
Posisi Watu Amben lebih atas sedikit dari Bukit Bintang. Jalannya
mudah saja. Jika Anda berangkat dari arah Jogja atau Bantul, tempuh saja jalan
Wonosari. Ketika Anda mendapati pos polisi di kanan jalan, belok kanan. Ingat,
jalannya tidak terlalu besar dan tidak pula ramai, namun tetap beraspal.
Ukurannya pas 2 mobil berdampingan. Bila Anda masih kebingungan, Anda bisa
bertanya ke warga setempat.
Nah, bila jalan itu sudah Anda temui, ikuti saja jalan aspal itu.
Ikuti terus tanjakan dan turunannya, sampai Anda mendapati banyak warung-warung
kecil dengan balkon-balkon tradisional di kanan jalan. Bila Anda sudah
menemukannya, berarti Anda sudah tiba di Watu Amben. Horeeee!!!! We did it, we
did it!
Oke, Anda cukup memasuki salah satu warung, memesan sedikit saja minuman
atau makanan. Anda sudah bisa menikmati pesona malam di Watu Amben. Indahnya
subhanallaah banget deh. Serasa di filem-filem Hollywood itu loh. Kami bisa
melihat gemerlip titik-titik cahaya di bawah. Beratus titik cahaya, berjuta,
bahkan hingga milyar dan triliunan sobat. Seperti bintang yang bersinar di
langit. Ohya, konon ketika langit cerah, Anda bisa melihat bintang juga di
langit Jogja. Pokoknya, beneran kayak samudera bintang deh.
Suasananya juga enak. Dingin dan tenang. Jujur deh, setelah kami ke
sana hujan-hujanan, rasanya ingin banget bisa tidur di sana. Terlebih setelah
minum secangkir susu coklat hangat, hoaamm..ngantuk banget rasanya. Apalagi
kami sudah seharian suntuk mengerjakan aktifitas yang rasanya tidak kunjung
berhenti.
Waduh, sayang sekali ya saya tidak memiliki kamera untuk
mengabadikan pemandangan itu. Kalau Anda penasaran, langsung saja deh ke
lokasi, oke?
Ssst... ini saya mau sedikit berbagai rahasia umum, sobat. Nah,
karena suasananya yang indah and sepi, banyak banget deh aktifis-aktifis
pacaran yang senang mepet-mepet bertiga (cowok, cewek, dan yang ketiga syetan).
Sebenarnya saya sedih melihat itu. Mengapa keindahan alam yang Allah ciptakan
dijadikan lokasi bermaksiat?
Padahal jika ditelusuri lebih lanjut, menurut saya, Watu Amben bisa
menjadi lokasi wisata yang edukatif, juga positif. Setuju?
Dan sebagai penutup....di pagi hari sebelum adzan subuh
berkumandang, saya tiba-tiba terbangun. Saya sudah berada di kamar! Dan
uniknya, saya sama sekali tidak bisa mengingat perjalanan pulang yang kami
tempuh dari Watu Amben hingga bisa kembali ke kamar. Apakah, saya tidur di atas
motor selama perjalanan? Hmm..saya mengulangi kebiasaan buruk itu lagi rupanya.
Jangan ditiru ya sobat!
Terima kasih, dan semoga bermanfaat J
0 comment:
Posting Komentar
Dengan senang hati kami menerima komentar dari para pembaca yang terhormat.
Komentar yang diberikan merupakan sebaik-baiknya masukan untuk blog ini kedepannya.