Sobat-sobat
pasti tahu kan dengan sosok “Tere Liye”?
Yups, penulis yang satu ini memiliki segudang karya yang sungguh
menakjubkan. Novel dengan beragam genre telah ia ciptakan. Mulai dari romance,
fiksi remaja, action, perjalanan hidup, dan masih banyak lagi. Beliau juga
tidak pernah absen menelurkan sebuah karya, walau setahun. Dan spesialnya,
novel karyanya bukanlah sembarang novel. Di dalamnya terdapat banyak sekali
wawasan serta pelajaran yang bisa kita ambil. Juga beragam quotes bijak yang
sungguh menarik.
Oke, di sini saya hanya ingin berbagi pengalaman saya ketika
bertemu dengan Bang Tere Liye. Yakni ketika saya mengikuti Seminar
kepenulisan LiterArt Fest yang diadakan oleh SIGMA SMAN 1 Yogyakarta, atau juga
masyhur disebut sebagai SMA Teladan, pada 24 April 2016.
Testimoni dulu, boleh kan? Saya bersama tiga teman satu sekolah
lainnya merupakan peserta yang datang paling pertama. Meskipun kami peserta
reguler, namun kami duduk terdepan di antara ratusan peserta reguler lainnya.
Dan alhasil, meski harus menunggu nyaris 2 jam lamanya, kami bisa mendapatkan
kepuasan tersendiri sobat. Tahu kenapa? Karena Bang Tere persis sekali
berdiri menyampaikan materi di hadapan kita. Sedangkan kakak-kakak peserta VIP
yang duduk di depan kita malah harus berbalik arah untuk dapat menyaksikan
pemateri.
Oke, testimoninya cukup saja deh. Kita langsung saja masuk ke
pembahasan inti.
Sebenarnya tidak banyak materi yang Bang Tere berikan.
Beliau lebih banyak memotivasi kami-kami yang merupakan kalangan muda-mudi,
untuk semangat membuahkan karya di bidang kepenulisan. Sebagai prolog, beliau
menyampaikan keprihatinannya terhadap minat baca masyarakat Indonesia yang
rendah. Bayangkan, dari 40-an negara, Indonesia menduduki peringkat minat baca
ke-2. Mirisnya, ke-2 dari yang terendah, bukan teratas. Dan menurut analisis
beliau, hal itu karena minimnya karya tulis yang hadir di tengah-tengah bumi
Indonesia. Oleh karenanya, bila kita-kita mau produktif membuahkan karya tulis -apa
pun itu, niscaya minat baca masyarakat Indonesia pun akan meningkat. Itu
menurut Bang Tere Liye. Bagaimana, setuju?
Beliau juga menekankan, satu hal penting yang harus dimiliki oleh
seorang penulis ialah m-o-t-i-v-a-s-i. Mengapa Anda menulis?, pertanyaan
itulah yang harus pertama kali dijawab. Agar mendapatkan uang kah? Agar terkenal
kah? Agar dapat pergi ke mana-mana kah? Oke, semua hal itu tidak
masalah. Semua kembali kepada masing-masing individu. Tapi yang perlu digaris
bawahi, “Baik tidaknya seorang penulis itu tergantung pada motivasi yang ia
miliki.” Mengapa?
Ada sebuah pepatah mengatakan, “Dunia akan baik jika ada motivasi
yang baik”. Jika motivasi yang dimiliki adalah 3 point yang sudah disebutkan di
atas, itu berarti motivasinya belum cukup baik. Dan hanya dirimulah yang
mengetahui motivasimu.
Lantas apa motivasi Bang Tere dalam menulis? Menurut beliau,
seorang penulis itu bagaikan sebuah pohon kelapa di pesisir pantai. Selama
hidupnya, pohon kelapa memang tidak pernah bisa menjelajahi luasnya samudera dan
benua. Berbeda dengan penyu, burung, dan penghuni pantai lainnya. Namun ingat,
pohon kelapa masih memiliki buah kelapa yang sering kali diterjang ombak,
kemudian menjelajahi samudera luas. Kemudian kelapa itu terdampar di pulau
bahkan benua serbang, dengan begitu saja. Buah itu menebarkan manfaat hingga
belahan dunia lain, meski si empunya hanya berkarya dalam keterpakuannya.
Menarik bukan?
Lantas, bagaimana cara agar tulisan kita bisa baik, menarik dan
enak dibaca? Jawabannya simple, sangat simple. Menulislah! Seberapa
sering kalian menulis, sebagus itulah tulisan kalian. Karena hanya dengan terus
menulis, terbentuklah habits menulis. Meskipun membentuk habits merupakan
sebuah proses jangka panjang yang menyakitkan.
Selain itu, beliau juga bagi-bagi jurus jitu nih. Jika kamu ingin
pandai menulis dan mau menjadi seorang penulis, cukup menulis 1000kata/hari.
Cukup. Lakukan saja secara rutin, dalam 180 hari, non stop. Kemudian di
hari terakhir, coba kembali baca tulisanmu di hari pertama, hari kedua, dan
seterusnya. Pasti kamu akan tertawa geli snediri membacanya. Kemudian baca
tulisanmu di hari ke 30, dan seterusnya. Kamu pasti akan mesem-mesem sendiri,
merasa cukup takjub dengan apa yang kamu tulis. Kemudian baca tulisanmu di hari
ke 60 dan seterusnya, kamu akan semakin merasa takjub. Hingga kamu kembali
membaca tulisanmu di hari ke 100 dan seterusnya, kamu tidak akan menyagka bila
kamu bisa sehebat itu. Percaya atau tidak? Coba saja sendiri J.
Ohya, ada tips lagi dari Bang Tere Liye. Ketika kamu
menulis, abaikan dulu gaya bahasa dan sebangsanya. Menulislah mengalir
mengikuti ide yang bermunculan di benakmu. Tuangkan seluruh benakmu. Tidak
perlu pusing-pusing memikirkan judul, nama tokoh, kalimat pertama, dan
alasan-alasan lainnya. Yang penting terdapat ide dan alur yang akan kamu
tuliskan. Jika apa yang ada di benakmu hanyalah kebingungan, tulis saja dulu
kebingunganmu itu. Siapa tahu di tengah jalan kamu bisa menemukan ide. Tidak
masalah bukan?
Bila tulisanmu tidak selesai saat itu juga, tidak masalah. Kamu
bisa melanjutkannya nanti, suatu saat nanti. Karena begitu pula yang dialami
oleh Bang Tere Liye.
Tapi bagaimana jika saya tidak tahu, saya harus menulis apa?.
Hmmm..., menurut Bang Tere Liye, ini pertanyaan yang sangat sering
bermunculan. Dan kamu tahu apa jawaban dari beliau? “Hanya kamu yang tahu
dirimu akan menulis apa. Mengapa saya harus ikut pusing memikirkan ide untukmu,
sedangkan saya sendiri kadang pusing memikirkan; harus menulis apa?” Sontak
saja jawaban simple itu mengundang tawa kompak peserta LiterArt Fest.
Ya, singkat kata, Bang Tere hanya memberi beberapa tips.
Kamu bisa menulis hal-hal yang berkaitan dengan passion yang kamu miliki. Atau
kamu bisa menulis kebiasaan yang kamu lakukan. Bila dirimu adalah pelajar yang
dua per tiga waktunya dilalui di sekolah, mungkin kamu bisa menuliskan 1000
macam watak temanmu di sekolah. Jika dirimu adalah mahasiswa yang setiap
harinya harus menaiki angkutan umum ke kampus, mungkin kamu bisa menulis
tentang jalur angkutan umum di kotamu. Begitupula jika dirimu adalah seorang
pengusaha, pegawai kantoran, guru, atau bahkan sekedar ibu rumah tangga yang
setiap hari kerjaannya hanya memasak dan mengurusi hal-hal semacamnya.
Lantas, bila begitu adanya, mengapa realita yang ada menunjukan
bahwa ada saja tulisan yang menarik dan tidak?
Nah ini dia point pentingnya. Jika tulisanmu sama dengan banyak
tulisan lainnya, artinya tidak ada yang menarik dari tuisanmu. Maka, kamu harus
membuat tulisan yang berbeda dari yang lain. Caranya, cukup membuat tulisan
dengan sudut pandang yang berbeda. Cukup itu. Misalkan, jika kamu diminta
membuat tulisan dengan kata ‘hitam’, kemudian kamu mengartikan kata ‘hitam’
sekedar warna yang menyimbolkan kemuraman, kesedihan, kejahatan, malapetaka dan
lain sebagainya, itu artinya tulisanmu belum menjadi berbeda. Faham? Itu
menurut Bang Tere Liye.
Ohya, Bang Tere Liye juga berpesan, penulis yang baik itu
menulis apa yang harus orang baca, bukan apa yang ingin orang
baca, karena di sana lah letak idealisme seorang penulis.
Bang Tere juga
memiliki prinsip, ketika ada penulis memplagiat karyanya di fanspage, -bahkan bila
itu seorang penulis opini di koran ternama, ia tidak akan marah. Menurutnya,
karya tersebut sudah bersifat publik. Ia malah merasa bahagia karena dapat
berbagi kebaikan.
Bagaimana, sudah puas belum dengan tips-tips dari Bang tere
Liye?
Baiklah, saya berharap tulisan ini dapat bermanfaat bagi yang lain.
Saya juga berterimakasih kepada Bang Tere yang sudah mau berbagi ilmu,
pengalaman dan motivasi. Saya berharap, suatu saat nanti Bang Tere mau
sharing ilmu di sekolah saya.
Baiklah, tidak perlu berlama-lama. Terima kasih sudah membaca
tulisan saya, sampai jumpa di tulisan berikutnya.