Selasa, 26 April 2016

Samudera Bintang, Pesona Pemandangan Malam Hari di Watu Amben


Sobat semua mau tahu bagaimana keindahan Watu Amben di malam hari? Oke, di sini saya akan berbagi pengalaman saya mengunjungi Watu Amben.
Hari itu adalah hari Minggu yang padat. Dua seminar langsung saya ikuti hari itu. Bahkan untuk yang kedua, sayalah panitianya. Huft, sobat bisa membayangkan betapa lelahnya bukan hari itu?
Oke, tapi saya di sini bukan untuk curhat. Saya ingin menceritakan perjalanan saya di malam hari. Ketika saya diajak oleh salah seorang temanku ke daerah bernama Watu Amben. Mau tahu bagaimana ceritanya?
Cekidot, langsung saja ya.
Kami berangkat pukul 7, persis sebelum adzan isya. Setelah mengisi perut di warung mie ayam Lapar Pool, kami berangkat. Dari warung tersebut, kami hanya menghabiskan waktu perjalanan selama 30 menit. Dengan kecepatan standar, 60km/jam. Medan perjalanannya menanjak, berliku-liku.
Jujur saja ya, saya sendiri takut dengan medan yang seperti ini. Apalagi kadang dipenuhi truk-truk besar di malam hari. Dan hitung-hitung bumbu penyedap, kami harus melewati jalan semacam itu di malam hari yang hujan. Tapi Anda tidak peru takut. Kami saja, akhwat-akhwat yang baru bisa mengendarai motor sekitar 3 tahun yang lalu bisa melewatinya, apalagi Anda J.
Posisi Watu Amben lebih atas sedikit dari Bukit Bintang. Jalannya mudah saja. Jika Anda berangkat dari arah Jogja atau Bantul, tempuh saja jalan Wonosari. Ketika Anda mendapati pos polisi di kanan jalan, belok kanan. Ingat, jalannya tidak terlalu besar dan tidak pula ramai, namun tetap beraspal. Ukurannya pas 2 mobil berdampingan. Bila Anda masih kebingungan, Anda bisa bertanya ke warga setempat.
Nah, bila jalan itu sudah Anda temui, ikuti saja jalan aspal itu. Ikuti terus tanjakan dan turunannya, sampai Anda mendapati banyak warung-warung kecil dengan balkon-balkon tradisional di kanan jalan. Bila Anda sudah menemukannya, berarti Anda sudah tiba di Watu Amben. Horeeee!!!! We did it, we did it!
Oke, Anda cukup memasuki salah satu warung, memesan sedikit saja minuman atau makanan. Anda sudah bisa menikmati pesona malam di Watu Amben. Indahnya subhanallaah banget deh. Serasa di filem-filem Hollywood itu loh. Kami bisa melihat gemerlip titik-titik cahaya di bawah. Beratus titik cahaya, berjuta, bahkan hingga milyar dan triliunan sobat. Seperti bintang yang bersinar di langit. Ohya, konon ketika langit cerah, Anda bisa melihat bintang juga di langit Jogja. Pokoknya, beneran kayak samudera bintang deh.
Suasananya juga enak. Dingin dan tenang. Jujur deh, setelah kami ke sana hujan-hujanan, rasanya ingin banget bisa tidur di sana. Terlebih setelah minum secangkir susu coklat hangat, hoaamm..ngantuk banget rasanya. Apalagi kami sudah seharian suntuk mengerjakan aktifitas yang rasanya tidak kunjung berhenti.
Waduh, sayang sekali ya saya tidak memiliki kamera untuk mengabadikan pemandangan itu. Kalau Anda penasaran, langsung saja deh ke lokasi, oke?
Ssst... ini saya mau sedikit berbagai rahasia umum, sobat. Nah, karena suasananya yang indah and sepi, banyak banget deh aktifis-aktifis pacaran yang senang mepet-mepet bertiga (cowok, cewek, dan yang ketiga syetan). Sebenarnya saya sedih melihat itu. Mengapa keindahan alam yang Allah ciptakan dijadikan lokasi bermaksiat?
Padahal jika ditelusuri lebih lanjut, menurut saya, Watu Amben bisa menjadi lokasi wisata yang edukatif, juga positif. Setuju?
Dan sebagai penutup....di pagi hari sebelum adzan subuh berkumandang, saya tiba-tiba terbangun. Saya sudah berada di kamar! Dan uniknya, saya sama sekali tidak bisa mengingat perjalanan pulang yang kami tempuh dari Watu Amben hingga bisa kembali ke kamar. Apakah, saya tidur di atas motor selama perjalanan? Hmm..saya mengulangi kebiasaan buruk itu lagi rupanya. Jangan ditiru ya sobat!
Terima kasih, dan semoga bermanfaat J




Ilmu dari Bang Tere Liye



Sobat-sobat pasti tahu kan dengan sosok “Tere Liye”?
Yups, penulis yang satu ini memiliki segudang karya yang sungguh menakjubkan. Novel dengan beragam genre telah ia ciptakan. Mulai dari romance, fiksi remaja, action, perjalanan hidup, dan masih banyak lagi. Beliau juga tidak pernah absen menelurkan sebuah karya, walau setahun. Dan spesialnya, novel karyanya bukanlah sembarang novel. Di dalamnya terdapat banyak sekali wawasan serta pelajaran yang bisa kita ambil. Juga beragam quotes bijak yang sungguh menarik.
Oke, di sini saya hanya ingin berbagi pengalaman saya ketika bertemu dengan Bang Tere Liye. Yakni ketika saya mengikuti Seminar kepenulisan LiterArt Fest yang diadakan oleh SIGMA SMAN 1 Yogyakarta, atau juga masyhur disebut sebagai SMA Teladan, pada 24 April 2016.
Testimoni dulu, boleh kan? Saya bersama tiga teman satu sekolah lainnya merupakan peserta yang datang paling pertama. Meskipun kami peserta reguler, namun kami duduk terdepan di antara ratusan peserta reguler lainnya. Dan alhasil, meski harus menunggu nyaris 2 jam lamanya, kami bisa mendapatkan kepuasan tersendiri sobat. Tahu kenapa? Karena Bang Tere persis sekali berdiri menyampaikan materi di hadapan kita. Sedangkan kakak-kakak peserta VIP yang duduk di depan kita malah harus berbalik arah untuk dapat menyaksikan pemateri.
Oke, testimoninya cukup saja deh. Kita langsung saja masuk ke pembahasan inti.
Sebenarnya tidak banyak materi yang Bang Tere berikan. Beliau lebih banyak memotivasi kami-kami yang merupakan kalangan muda-mudi, untuk semangat membuahkan karya di bidang kepenulisan. Sebagai prolog, beliau menyampaikan keprihatinannya terhadap minat baca masyarakat Indonesia yang rendah. Bayangkan, dari 40-an negara, Indonesia menduduki peringkat minat baca ke-2. Mirisnya, ke-2 dari yang terendah, bukan teratas. Dan menurut analisis beliau, hal itu karena minimnya karya tulis yang hadir di tengah-tengah bumi Indonesia. Oleh karenanya, bila kita-kita mau produktif membuahkan karya tulis -apa pun itu, niscaya minat baca masyarakat Indonesia pun akan meningkat. Itu menurut Bang Tere Liye. Bagaimana, setuju?
Beliau juga menekankan, satu hal penting yang harus dimiliki oleh seorang penulis ialah m-o-t-i-v-a-s-i. Mengapa Anda menulis?, pertanyaan itulah yang harus pertama kali dijawab. Agar mendapatkan uang kah? Agar terkenal kah? Agar dapat pergi ke mana-mana kah? Oke, semua hal itu tidak masalah. Semua kembali kepada masing-masing individu. Tapi yang perlu digaris bawahi, “Baik tidaknya seorang penulis itu tergantung pada motivasi yang ia miliki.” Mengapa?
Ada sebuah pepatah mengatakan, “Dunia akan baik jika ada motivasi yang baik”. Jika motivasi yang dimiliki adalah 3 point yang sudah disebutkan di atas, itu berarti motivasinya belum cukup baik. Dan hanya dirimulah yang mengetahui motivasimu.
Lantas apa motivasi Bang Tere dalam menulis? Menurut beliau, seorang penulis itu bagaikan sebuah pohon kelapa di pesisir pantai. Selama hidupnya, pohon kelapa memang tidak pernah bisa menjelajahi luasnya samudera dan benua. Berbeda dengan penyu, burung, dan penghuni pantai lainnya. Namun ingat, pohon kelapa masih memiliki buah kelapa yang sering kali diterjang ombak, kemudian menjelajahi samudera luas. Kemudian kelapa itu terdampar di pulau bahkan benua serbang, dengan begitu saja. Buah itu menebarkan manfaat hingga belahan dunia lain, meski si empunya hanya berkarya dalam keterpakuannya. Menarik bukan?
Lantas, bagaimana cara agar tulisan kita bisa baik, menarik dan enak dibaca? Jawabannya simple, sangat simple. Menulislah! Seberapa sering kalian menulis, sebagus itulah tulisan kalian. Karena hanya dengan terus menulis, terbentuklah habits menulis. Meskipun membentuk habits merupakan sebuah proses jangka panjang yang menyakitkan.
Selain itu, beliau juga bagi-bagi jurus jitu nih. Jika kamu ingin pandai menulis dan mau menjadi seorang penulis, cukup menulis 1000kata/hari. Cukup. Lakukan saja secara rutin, dalam 180 hari, non stop. Kemudian di hari terakhir, coba kembali baca tulisanmu di hari pertama, hari kedua, dan seterusnya. Pasti kamu akan tertawa geli snediri membacanya. Kemudian baca tulisanmu di hari ke 30, dan seterusnya. Kamu pasti akan mesem-mesem sendiri, merasa cukup takjub dengan apa yang kamu tulis. Kemudian baca tulisanmu di hari ke 60 dan seterusnya, kamu akan semakin merasa takjub. Hingga kamu kembali membaca tulisanmu di hari ke 100 dan seterusnya, kamu tidak akan menyagka bila kamu bisa sehebat itu. Percaya atau tidak? Coba saja sendiri J.
Ohya, ada tips lagi dari Bang Tere Liye. Ketika kamu menulis, abaikan dulu gaya bahasa dan sebangsanya. Menulislah mengalir mengikuti ide yang bermunculan di benakmu. Tuangkan seluruh benakmu. Tidak perlu pusing-pusing memikirkan judul, nama tokoh, kalimat pertama, dan alasan-alasan lainnya. Yang penting terdapat ide dan alur yang akan kamu tuliskan. Jika apa yang ada di benakmu hanyalah kebingungan, tulis saja dulu kebingunganmu itu. Siapa tahu di tengah jalan kamu bisa menemukan ide. Tidak masalah bukan?
Bila tulisanmu tidak selesai saat itu juga, tidak masalah. Kamu bisa melanjutkannya nanti, suatu saat nanti. Karena begitu pula yang dialami oleh Bang Tere Liye.
Tapi bagaimana jika saya tidak tahu, saya harus menulis apa?. Hmmm..., menurut Bang Tere Liye, ini pertanyaan yang sangat sering bermunculan. Dan kamu tahu apa jawaban dari beliau? “Hanya kamu yang tahu dirimu akan menulis apa. Mengapa saya harus ikut pusing memikirkan ide untukmu, sedangkan saya sendiri kadang pusing memikirkan; harus menulis apa?” Sontak saja jawaban simple itu mengundang tawa kompak peserta LiterArt Fest.
Ya, singkat kata, Bang Tere hanya memberi beberapa tips. Kamu bisa menulis hal-hal yang berkaitan dengan passion yang kamu miliki. Atau kamu bisa menulis kebiasaan yang kamu lakukan. Bila dirimu adalah pelajar yang dua per tiga waktunya dilalui di sekolah, mungkin kamu bisa menuliskan 1000 macam watak temanmu di sekolah. Jika dirimu adalah mahasiswa yang setiap harinya harus menaiki angkutan umum ke kampus, mungkin kamu bisa menulis tentang jalur angkutan umum di kotamu. Begitupula jika dirimu adalah seorang pengusaha, pegawai kantoran, guru, atau bahkan sekedar ibu rumah tangga yang setiap hari kerjaannya hanya memasak dan mengurusi hal-hal semacamnya.
Lantas, bila begitu adanya, mengapa realita yang ada menunjukan bahwa ada saja tulisan yang menarik dan tidak?
Nah ini dia point pentingnya. Jika tulisanmu sama dengan banyak tulisan lainnya, artinya tidak ada yang menarik dari tuisanmu. Maka, kamu harus membuat tulisan yang berbeda dari yang lain. Caranya, cukup membuat tulisan dengan sudut pandang yang berbeda. Cukup itu. Misalkan, jika kamu diminta membuat tulisan dengan kata ‘hitam’, kemudian kamu mengartikan kata ‘hitam’ sekedar warna yang menyimbolkan kemuraman, kesedihan, kejahatan, malapetaka dan lain sebagainya, itu artinya tulisanmu belum menjadi berbeda. Faham? Itu menurut Bang Tere Liye.
Ohya, Bang Tere Liye juga berpesan, penulis yang baik itu menulis apa yang harus orang baca, bukan apa yang ingin orang baca, karena di sana lah letak idealisme seorang penulis.
Bang Tere juga memiliki prinsip, ketika ada penulis memplagiat karyanya di fanspage, -bahkan bila itu seorang penulis opini di koran ternama, ia tidak akan marah. Menurutnya, karya tersebut sudah bersifat publik. Ia malah merasa bahagia karena dapat berbagi kebaikan.
Bagaimana, sudah puas belum dengan tips-tips dari Bang tere Liye?
Baiklah, saya berharap tulisan ini dapat bermanfaat bagi yang lain. Saya juga berterimakasih kepada Bang Tere yang sudah mau berbagi ilmu, pengalaman dan motivasi. Saya berharap, suatu saat nanti Bang Tere mau sharing ilmu di sekolah saya.

Baiklah, tidak perlu berlama-lama. Terima kasih sudah membaca tulisan saya, sampai jumpa di tulisan berikutnya.


 

Catatan si Pengelana Template by Ipietoon Cute Blog Design