Senin, 03 November 2014

Green House Karya 50 Santri Putri


Mei 2014...,
pada Elevation Project/Proyek Elevasi (Prolev) 2014, 50 santri putri Panatagama bekerjasama membangun sebuah green house di halaman belakang salah satu asrama. Dan dalam waktu 5 hari, green house berukuran 7mx2,5m dan 5x5 (berbentuk seperti huruf 'L') pun selesai dibangun, walaupun belum 100% sempurna. Di waktu selanjutnya, green house pun mulai sempurna dilengkapi dengan pintu berengsel dan tanaman-tanaman yang menghiasi, mulai dari sayur-mayur, bunga-bunga hingga tambulampot yang jumlahnya lebih dari 10. Green house yang biasa diramaikan oleh satri-satri kelompok pertanian kini menjadi begitu indah dengan bambu-bambu yang dicat dengan warna hijau apel. Selain itu, beberapa alas green house yang ditanami 2 macam rerumputan (rumput gajah dan rumput jepang)  semakin memperindah pemandangan di dalam green house, bagaikan permadani hijau yang mengampar.


pemandangan di dalam green house dari depan pintu masuk (sebelum diisi oleh tumbuhan).




 bagian depan green house, setelah selesai tahap pemasangan pintu, namun belum memasuki masa pengecatan.



 penampakan green house dari sudut depan.



 pemandangan green house apabila diliha dari sudut bagian belakang. Tampak sebuah lemari tua yang masih kokoh berdiri, sebagai lemari tempat kami menyimpan berbagai macam peralatan pertanian.
 penampakan green house bagian belakang, dilihat dari sisi luar. Terlihat terdapat bagian green housse yang tidak sempurna tertutup plastik UV, sebagai alternatif media rambat tumbuhan.
 tanaman kangkung yang baru dipindah dari masetan. Kami menanamnya mulai dari biji.

 proses pengecatan green house.
persiapan masa tanam tahap pertama.
















Dan inilah hasil karya video kumpulan foto-foto ketika pembuatan green house di masa Elevation Project. Selamat menikmati ^_^..

*video karya; Dian Isnaini. 

Sabtu, 01 November 2014

Mendaki gunung: Apa motivasiku??

           

Mendaki gunung..

Salah satu jenis olahraga yang dapat dibilang extreme dan mahal. Namun hakikatnya, banyak juga orang yang memilih untuk tetap melakukannya, termasuk saya yang notabenenya termasuk pemula.

Kira-kira, apa alasan mereka yang rela lelah untuk mendaki?

Apa motivasi yang mereka miliki ketika mendaki?




Mungkin atau pasti, setiap pendaki memiliki motivasi dan alasan yang berbeda-beda.

Dan berikut adalah beberapa motivasi yang saya miliki dalam mendaki gunung. selamat membaca, dan semoga bermanfaat..


1.      Gunung = tempat mempelajari ilmu terkait hewan dan tenaman yang efektif

Saya yang dari kecil dibiasakan untuk mencintai hewan dan tumbuhan mejadikan saya menaruh minat terhadapnya. Saya mulai berfikir untuk senantiasa menguasai ilmu yang terkandung di dalamnya. Dan saya sadari, untuk mampu menguasai ilmu tersebut, tidaklah dikatakan cukup apabila saya hanya berkecimpung di antara berbagai teks hasil penelitian para ilmuwan terkait itu atau pun hanya mendengarkan penjelasan teoritis dari sang guru di kelas. Saya harus mengindra objek tersebut secara langsung, seiringan dengan teori yang didapatkan. Maka bagi saya, dengan mendaki gunung, saya mampu mendapatkan ilmu botani dan zoologi yang tersedia di sana.
Mungkin untuk pendakian perdana, hal itu belum begitu direncanakan. Namun harapan saya, ini bukanlah pendakian perdana dan terakhir yang saya miliki. Saya berharap, masih ada kesempatan berikutnya di mana ada perencanaan yang sistematis dalam rangka mempelajari objek yang ada di sana.
Namun walaupun begitu, saya harap di pendakian perdana ini saya mampu mendapatkan beberapa ilmu botani dan zoologi yang tersedia. Karena gunung merupakan tempat yang masih dipadati oleh tumbuhan dan hewan yang tidak akan ditemukan di perkotaan, dan itu sangat efektif bagi pembelajaran botani an zoologi.


2.     Gunung = melatih kemampuan kerjasama.

Sebagai manusia, hakikatnya saya tentu akan hidup di tengah-tengah masyarakat dan kelmpok. Dan pada hakikatnya, hidup bermasyarakat bukanlah sesuatu yang dapat dibilang mudah. Pada beberapa kesempatan contohnya, seorang manusia diminta untuk saling menolong, bekerjasama,  mengutamakan saudaranya (semuslim), merendahkan ego yang dimiliki, berkorban untuk saudaranya dan masih banyak lagi.  Dalam hidup bermasyarakat, seorang harus memiliki kemampuan itu.
Di dalam pendakian, hal itu pun menjadi suatu hal yang harus dimiliki. Maka, saya memahami mendaki gunung merupakan medan untuk melatih kemampuan kerjasama dalam bermasyarakat, atau dalam pendakian kali ini lebih sesuai disebut dengan “kerjasama kelompok”. Karena saya tahu kerjasama itu kemampuan yang penting dimiliki, saya berharap mampu melatihnya pada kegiatan ini.

3.     Gunung = menyimpan berjuta pengalaman

Saya yakin, mendaki gunung merupakan suatu pengalaman yang berharga. Suku duka yang terkandung di dalamnya bukanlah suatu hal yang tiada berguna. Saya berharap saya mampu belajar dari pengalaman yang saya miliki dari pendakian ini. Karena yang saya tahu, semakin banyak pengalaman yang dimiliki oleh seseorang, maka semaikin baik pula kualitasnya.
Dan harapannya, pengalaman yang saya miliki tidak hanya menjadi guru bagi saya. Saya juga ingin membagikan pengalaman yang saya miliki melalui dunia tulis-menulis. Maka saya harap, pengalaman kali ini dapat menjadi tema penulisan yang sangat berharga.


4.     Gunung = melatih kemampuan memecahkan masalah

Berinteraksi dengan alam tentu bukanlah sesuatu yang tidak beresiko. Kemungkinan-kemungkinan berbahaya dapat datang kapanpun, walau memang dapat dihindari. Namun hal ini lah yang saya cari. Kemampuan memecahkan masalah merupakan hal yang begitu dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Dan gunung merupakan salah satu medan yang pas dalam melatih kemampuan memecahkan masalah. 


5.     Gunung = zona untuk membuktikan bahwa saya bukanlah seorang penakut dan lemah.

Rabu, 24 September 2014

Ketika Kegagalan Seakan-akan Menghantuimu



Kegagalan.
Satu kata berarti, namun juga mengandung makna yang begitu negatif. Mungkin begitulah gambaran kasar teman-teman sekalian apabila mendengarnya. Sebuah kata yang mayoritas para insan di muka bumi ini membencinya. Sebuah kata, yang mayoritas para insan di muka bumi ini menghindarinya. Satu kata.
Namun kenyataannya, kegagalan bukanlah sesuatu yang kemudian mengikuti keinginan para insan yang hendak menghindarinya. Tidak, dan sama sekali tidak. Dia datang kapan saja. Dia datang di mana saja. Dia datang bagaimana pun caranya. Dia datang kepada siapa saja. Begitulah dia, dan faka real telah membuktikannya. Setuju atau setuju?
Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, banyak manusia yang membencinya. Banyak manusia yang menghindarinya. Kedatangannya bukanlah sesuatu yang diinginkan, melainkan sesuatu begitu dibenci. Kedatangannya begaikan sebuah malapetaka besar yang hendak menutup segala kemungkinan datangnya sebuah kabar baik. Kedatangannya bak mimpi buruk di siang hari yang tidak akan pernah membawa kebaikan barang sedikit pun. Begitulah..
Demikianlah pandangan mayoritas masyarakat terhadap kegagalan. Buruk, dan membawa keburukan lainnya. Namun pertanyaannya, apakah hal itu hakiki sebagai sesuatu yang buruk? Atau hanyalah setengah dari jelmaan buruk dan baik? Atau bahkan merupakan  sesuatu yang baik dan membawa kebaikan?
Baiklah, untuk pemanasan awal, mari kita merenung sejenak. Dikatakan, kegagalan merupakan kondisi di mana seseorang tidak mampu mecapai target yang ia miliki. Dikatakan, kegagalan merupakan kondisi di mana seseorang tidak mampu mencapai apa yang hendak dicapainya. Lalu pertanyaannya, adakah manusia yang terus menerus mengalami kegagalan?
Tentu saja jawabannya tidak. Betapa malangnya nasib seseorang yang terus menerus mengalami kegagalan. Tidak ada seorang pun yang terus menerus mengalami kegagalan. Bukankah fakta menunjukan demikian?
Hidup ini dipenuhi dengan warna. Hidup ini begitu beragam. Ada manis, asin, asam dan ada pula pahit. Ada moment dimana seseorang mengalamai kebahagiaan dan adapula moment dimana seseorang mengalami kenestapaan. Ada saatnya seseorang mengalami keberhasilan dan adapula saatnya seseorang mengalami kesuksesan. Setuju? Harus setuju..
Bayangkan saja apabila memang benar ada seseorang yang terus menerus mengalami kegagalan selama riwayat hidupnya. Dia seakan-akan begitu terpuruk bukan? Terbelenggu dalam kegagalan sama saja seperti terkurung dalam kenestapaan tanpa penghujung yang jelas. Mungkin saja kita dapati fakta seperti itu, namun itu hanya berlaku di dunia perfilman, atau dunia sinetron yang begitu amat diminati kalangan remaja. Sebuah drama klasikal yang senantiasa diiringi oleh tangis, haru dan semacamnya. Baiklah, kita kembali ke inti pemicaraan.
So, bisa dikatakan sesuatu yang mustahil jika memang ada saja orang yang terus menerus mengalami kegagalan. Jik memang ada pun, dia setidaknya pernah mengalami keberhasilan, walau terlupakan. Apakah itu? Contoh mudahnya, keberhasilan ketika kecil. Bagaimana kondisi seorang insan ketika dilahirkan? Sempurna sebagai makhluk yang belum mengetahui apapun kecuali minum dan menangis. Bukankah begitu? Namun ketika usia lambat laun terus bertambah seiring berjalannya waktu, sang bayi itu akan senantiasa banyak mempelajari apa yang dikehendaki nalurinya, seperti belajar berjalan, makan, bahkan berlari dan masih banyak lagi sehingga dia menjadi sosok insanyang normal. Bukankah itu contoh dari ebuah keberhasilan?
Maka dapat disimpulkan, tidak ada yang namanya manusia terus-menerus mengalami kegagalan tanpa keberhasilan sedikit pun. Tidak ada. Yang ada hanyalah manusia yang terus-menerus merasa mengalami kegagalan –yang pada faktanya ternyata tidak-.
Atau bisa saja yang ada hanyalah manusia yang berkali-kali mengalami kegagalan. Nah, jika kasusnya seperti itu, hanya waktu dan Dia-lah yang mampu menentukan. InsyaAllah, dengan adanya keistiqomahan dan tekad yang kuat, kegagalan pun akan terus berbuah manis. Buktinya, sudah banyak sekali tokoh-tokoh mendunia yang telah membuktikannya. Mungkin akan terlalu panjang lebar kali tinggi bila dijabarkan satu per satu.
Oke, lalu pertanyaan beriktunya, bagaimanakah menjadikan kegagalan sebagai titik balik sebuah kesuksesan? Bagaimanakah membuat kegagalan berbuah manis?
Di sinilah titik terpentingnya. Di sini kita harus mengubah cara pandang negatif yang kita miliki terhadap kegagalan. Karena hakikatnya, kegagalan bukanlah sebuah kesialan yang terus membuahkan kesialan yang lainnya. Sekali lagi, bukan dan bukan. Kita hanya harus berfikir positif. Menadang bahwa kegagalan yag kia hadapi hanyalah sebuah kesempatan untuk melakukan sebuah evalusi berikutnya. Evaluasi yang akan menghantarkan kita menuju sosok yang lebih baik dan terbaik. Hanya itu.
Kegagalan datang bertubi-tubi, itu tidak masalah. Itu artinya, Dia Sang Pencipta memberikan kita kesempatan lebih banyak lagi untuk melakukan sebuah evaluasi dan terus mencoba. Dia mengizinkan kita untuk dengan sendirinya mengetahui dimanakah letak kesalahan yang menghantarkan kegagalan, sehingga dengan itu kita tidak berupaya untuk mengulanginya lagi.
Ingatlah, pukulan telak untuk petinju ulung. Lawan hebat untuk petanding yang tidak kalah hebatnya. Ombak kuat untuk sang perenang. Dan rintangan besar bagi mereka yang diizinkan untuk menjadi sosok yang besar. Selalu catat itu.
Maka, janganlah perlu berkeluh kesah dikala kegagalan terus menghampiri. Sekali lagi, itu hal yang biasa dan manusiawi. Kegagalan merupaka sebuah proses untuk keberhasilan. Semakin panjang prosesnya maka semakin banyak rintangan serta pukulan yang menghadang, dan itu artinya semakin baik pula hasilnya.
Berjuang untuk menjadi pemenang. Jangan pernah rela untuk menjadi yang menyerah. Selalu ikrarkan tekad dalam-dalam, dan jangan pernah lupakan itu. Istiqomahlah, dan ingat bahwasanya imbalan telah menanti kita sedemikian rupa sesuai dengan jerih payah yang telah kita curahkan. Dan yang terakhir, ingat bahwa kebahagiaan hanyalah milik mereka yang mendapatkan ridho-Nya.
Pada faktanya, melakukannya tidaklah lebih mudah dari mengucapkannya. Melakukannya tidaklah lebih indah dari rangkaian kata penulisan motivasinya. Sama sekali tidak, dan bahkan begitu jauh lebih sulit. Namun apa salahnya untuk mencoba? Setidaknya, walaupun pada hakikatnya kita sebagai manusia tidaklah memiliki kesempurnaan, namun masih banyak hal yang bisa kita gunakan sebagai penghantar menuju kesuksesan.
Belajar untuk menjasdi sukses. Saya pun di sini merupakan salah satu dari mereka yang mencooba untuk mendapatkan kesuksesan. Sudah banyak sekali orang yang telah membuktikannya. Jika mereka bisa, mengapa kita tidak? Setuju atau sangat setuju? Baiklah, mungkin cukuo sekian apa yang bisa saya bagi kali ini. Selamat mencoba dan semoga bermanfaat
.
(SNS)

Jumat, 18 Juli 2014

Jelajah Desa Gerabah





Laporan Karya Tulis  Hasil Kunjungan Desa Kasongan Bantul, Yogyakarta



                               
  Disusun Oleh:
1.     Ayu Aprillia
2.     Hasnie Amirah K.
3.     Nadyah Rezki W.
4.     Qonita Fairuz S.
5.     Salma Azizah Dz.




Pondok Pesantren Padepokan Kader Ulama Taruna Panatagama
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
2013-2014
BAB I
PENDAHULUAN




A.    LATAR BELAKANG
         
          Para santri melakukan pengamatan budaya ekonomi di Desa kasongan, karena Desa ini merupakan salah satu pusat industri grabah yang terkenal. Selain itu, karena para santri sedang mempelajari budaya perekonomian di desa Kasongan.Sehingga didalam Karya Tulis inilah para santri menyusun hasil dari pengamatan tersebut.

B.     TUJUAN KARYA TULIS

B.1. Menambah wawasan atau gambar gambaran terkait budaya ekonomi.
B.2. Memberikan gambaran pada santri khususnya mengenai ilmu bisnis.
B.3. Menumbuhkan generasi muda, khususnya santri mengenai dunia bisnis.

C.    RUANG LINGKUP

C.1. Proses roduksi gerabah
C.3. Proses pemasaran
C.3. Peran organisasi



BAB II
PEMBAHASAN



A.    PROSES PRODUKSI GERABAH

1.      Mencari tanah liat yang sesuai

Proses pembuatan gerabah yang pertama adalah pemilihan tanah liat.Dibutuhkan ketelitian untuk mendapatkan tanah liat terbaik yang sesuai dengan kualitas standart. Tanah liat yang bagus tidak selalu berasal dari desa penghasil gerabah,namun juga bisa berasal dari desa terdekat. Tanah liat tidak secara langsung digunakan, tapi butuh ketelitian yang mendalam dan memastikan jika tanah liat tidak bercampur batu-batu kecil dan kotoran.

2.      Tahapan Pengeringan

Setelah  menyeleksi kualitas tanah,  pada proses pembuatan selanjutnya, tanah liat dipotong-potong seperti kubus dan dijemur di bawah sinar matahari. Penjemuran ini membutuhkan sekitar 3 atau 4 hari. Jika potongan kubus-kubus tersebut sudah kering,maka tanah liat ditumbuk hingga menyerupai adonan tepung yang lembut dan disimpan sebelum digunakan sebagai adonan. Hal yang paling menarik dalam proses ini adalah tidak adanya alat-alat modern yang mendukung dalam pembuatan gerabah. Lapisan-lapisan tanah liat terus ditambahkan dari jumlah adonan asli, sementara para pengrajin gerabah memutar benda atau alat yang digunakan sampai terbentuk benda yang diinginkan. Sehingga bentuknya seperti telah selesai, namun sebenarnya belum. Lalu ada juga pengrajin yang ditugaskan khusus untuk mendekorasi, kemudian  benda atau pot yang dimaksudkan dibiarkan kering di tempat yang tidak terlalu banyak terkena sinar matahari.

2.1  Langkah Mempernis dengan Minyak Kelapa

Pada proses pembuatan gerabah selanjutnya, benda atau pot yang sudah dipernis adalah kombinasi minyak kelapa dan dibiarkan kering sebelum di kerik atau digosok dengan batu hitam atau alat-alat tradisional lainnya. Karena itu, permukaannya terlihat mengkilat, kemudian dikeringkan diterik sinar matahari, yang membutuhkan satu hari, lalu digosok sampai halus dipertengahan siang hari untuk menambah kilauannya.

2.2  Pembakaran

Benda  atau pot siap untuk dibakar dan dikumpulkan kedalam oven terbuka yang ditutupi jerami padi, kemudian dibakar selama lebih dari 4 jam, yang temperature produksinya sekitar 400 sampai 800 derajat Celsius.

2.3   Tahapan Pewarnaan

Pekerjaan terakhir adalah memilih warna yang tepa.Apabila yang dikehendaki warna merah tua,maka dilapisi dengan sari biji asam dan apabila yang dikehendaki warna merah jentik, maka cukup dengan jentikkan dengan sekam.


B.     TEKNIK PEMASARAN
Teknik pemasaran bisa dikatakan sebagai kunci keberhasilan dari penjualan produk.Kemampuan yang handal dalam memasarkan produk atau jasa bisa jadi lebih penting dari produk itu sendiri. Teknik pemasaran yang baik didukung oleh strategi pemasaran yang efektif. Dengan strategi tersebut, proses marketing dapat dipertahankan, bahkan cara baru dalam memasarkan produk juga bisa kita temukan dan membuat pelanggan semakin loyal. Tentu saja, jangan abaikan faktor kualitas produk yang merupakan poin penting bagi pemasaran itu sendiri.
Maka, setelah dipastikan kualitas produknya, selanjutnya adalah merancang strategi pemasaran yang efektif, agar proses pemasaran dapat berjalan secara terkontrol, dinamis, dan kreatif. Berikut ini ada 6 langkah strategi pemasaran yang dapat terapkan.

a.       Mengenali Pelanggan.                                                                                             
             Identifikasi target market akan membantu dalam menyusun strategi marketing yang efektif. Dengan cara membidik pasar di kelompok usia 15—30 tahun. Atau dapat membidik wanita dengan kelompok usia 20—35 tahun jika ingin memasarkan produk sepatu wedges. Jadi, dengan mengetahui siapa target market, akan terhindar dari terbuangnya waktu dan biaya yang sia-sia.
b.       Melakukan promosi.                                                                                                                                        Menyebar dan menjaring pelanggan hingga berlipat-lipat dengan cara,  menyiapkan diri untuk membuat pelanggan lebih nyaman berbisnis adalah suatu hal yang perlu dilakukan. Selanjutnya adalah upaya promosi atau memperkenalkan produk bisnis kepada konsumen. Promosi harus dilakukan dengan konsisten, terus-menerus, dan dengan cara-cara kreatif, sehingga para pelanggan tidak merasa bosan. Misalnya, setiap kali bepergian, membawa brosur, pamflet, atau leaflet berisi produk bisnis untuk dibagikan kepada konsumen, atau dapat menyebarkan brosur tersebut di tempat umum. Selain itu, dengan membuat status di jejaring social yang berkaitan dengan produk pemasaran, atau dengan cara mengirim SMS kepada konsumen terkait dengan produk tersebut. Dengan berbagai usaha tersebut, maka dengan sendirinya akan ditemukan pelanggan yang membutuhkan produk yang telah ditawarkan.
Selain itu, bisa dilihat pula bagaimana upaya promosi yang dilakukan kompetitor. Jika penawaran yang dilakukan lebih unik dan menarik, maka lebih baik melanjutkan  upaya promosi tersebut. Selain itu, utamakan kehebatan word-of-mouth publicity. Kekuatan promosi dari mulut ke mulut ini memang ajaib karena dapat yang penting. Pelanggan yang merasa puas dengan suatu produk akan unggan loyal yang dapat menarik pelanggan baru.

c.       Memilih lokasi yang strategis.         
            Faktor penting dalam strategi pemasaran lainnya adalah masalah pemilihan tempat. Perhatikan outlet atau toko yang  berada di jalan yang sibuk di mana traffic lalu lalang orang sangat tinggi. Itu merupakan strategi dalam membidik pelanggan potensial. Maka, sebaiknya diusahakan untuk memilih lokasi yang tepat, strategis, sehingga kesempatan bisnis dapat diakses oleh pelanggan lebih terbuka.

d.      Menggunakan internet marketing. 
           Internet marketing bisa jadi salah satu strategi marketing yang sangat efektif. Mengapa? Karena dapat mengetahui selera pelanggan dan kebutuhan pelanggan dengan menempatkan bisnis di situs jejaring sosial. Saat ini, jual beli online semakin marak dengan jumlah transaksi yang meningkat setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan kecenderungan bagaimana pelanggan ingin berbelanja di luar jam buka toko, menghindari keramaian, dan lebih privasi. Ruang inovasi juga terbuka lebar di internet. Selain itu, dapat memasang foto, berinteraksi langsung dengan pelanggan, bahkan menggelar berbagai promo menarik.

e.        Menjalin hubungan dengan pelanggan.                                       
            Memiliki pelanggan lama lebih mudah dibandingkan mendapatkan pelanggan baru. Konon, biaya yang dibutuhkan untuk menarik pelanggan baru sekitar 6 kali lipat daripada memiliki pelanggan lama. Maka, buatlah database pelanggan, masukkan data-data penting beserta kemajuan yang telah dicapai, hubungi pelanggan tersebut secara berkala, dan informasikan pelanggan mengenai promo produk yang sedang berjalan, dan lain-lain. Joe Girard, seorang salesman terkemuka di dunia otomotif, mengatakan bahwa kunci suksesnya adalah selalu memelihara hubungan yang baik dengan pelanggannya.                    
f.       Power of Focus.                    
Kekuatan fokus terbukti dapat mengantarkan Apple menuju kesuksesan. Apple focus pada produknya dan sanggup menghasilkan miliaran dolar hingga kini. Kesuksesan Apple tersebut karena mereka fokus dengan sumber daya mereka dan produk yang lebih sedikit tapi inovatif. Fokus tidak berarti  menjual lebih sedikit. Sebaliknya, dapat meningkatkan produksi di wilayah tertentu.

C.    ORGANISASI

a.      Pengertian Organisasi          
Pengertian organisasi merupakan sekumpulan orang-orang yang disusun dalam kelompok-kelompok, yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama, Organisasi adalah system kerjasama antara dua orang atau lebih, atau organisasi adalah setiap bentuk kerjasama untuk pencapaian tujuan bersama, organisasi adalah struktur pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu.
1.Organisasi Menurut Stoner                                                                                      
Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan orang-orang di bawah pengarahan manajer (pimpinan) untuk mengejar tujuan bersama.
2.Organisasi Menurut James D. Mooney                                                                    
Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
3.Organisasi Menurut Chester I. Bernard                                                                   
Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
            b.  Fungsi Organisasi           
Fungsi organisasi adalah :
1.      Sebagai Wadah Atau Tempat Untuk Bekerja Sama.
Organisasi merupakan suatu wadah atau tempat dimana orang-orang dapat bersama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan tanpa adanya organisasi menjadi saat bagi orang-orang untuk melaksanakan suatu kerja sama, sebab setiap orang tidak mengetahui bagaiman cara bekerja sama tersebut akan dilaksankan. Pengertian tempat di sini dalam arti yang konkrit, tetapi dalam arti yang abstrak, dengan demikian tempat disini adalah berarti fungsi yaitu menampung atau mewadai keinginan kerja sama beberapa orang untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam pengertian umum, maka organisasi dapat berubah wadah sekumpulan orang-orang yang mempunyai tujuan tertentu misalnya organisasi buruh, organisasi wanita, organisasi mahasiswa dan sebagainya.

2.      Proses kerja sama sedikitnya antar dua orang
Suatu organisasi, selain merupakan tempat kerja sama juga merupaka proses kerja sama sedikitnya antar dua orang. Dalam praktek, jika kerja sama tersebut di lakukan dengan banyak orang, maka organisasi itu di susun harus lebih sempurna dengan kata lain proses kerja sama di lakukan dalam suatu organisasi, mempunyai kemungkinan untuk di laksanakan dengan lebih baik. Hal ini berarti tanpa suatu organisasi maka proses sama itu hanya bersifat sementara, di mana hubungan antar kerja sama antara pihak-pihak bersangkutan kurang dapat diatur dengan sebaik-baiknya.

3.      Jelas tugas kedudukannya masing-masing.
Dengan adanya organisasi maka tugas dan kedudukan masing-masing orang atau pihak hubungan satu dengan yang lain akan dapat lebih jelas, dengan demikian kesimpulan dobel pekerjaan dan sebagainya akan dapat di hindarkan. Dengan kata lain tanpa orang yang baik mereka akan bingung tentang apa tugas-tugasnya dan bagaimana hubungan antara yang satu dengan yang lain.                                                                                                                     
c. Macam-macam Organisasi
a. Organisasi Formal
Organisasi formal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang mengikatkan diri dengan suatu tujuan bersama secara sadar, serta dengan hubungan kerja yang rasional. Contoh : Perseroan terbatas, Sekolah, Negara, dan lain sebagainya.
b. Organisasi Informal
Organisasi informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang telibat pada suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari. Contoh : Arisan ibu-ibu sekampung, belajar bersama anak-anak SD dan lain-lain.


D.    HASIL
           
a.      Proses Produksi
                         
                        a). Bahan
           
            Bahan yang mereka gunakan meupakan campuran dari tanah liat asli dan pasir halus, yang kemudian digiling.Bahan tersebut didapatkan dengan cara memesan kepada pengepul. Biasanaya mereka membeli bahan yang berkualitas tinggi (super) per mobil (pick up), dengan harga sekitar Rp 350.000,-. Sedangkan harga bahan per kilonya berkisar Rp 3500,-.
            Adapun pasir halus dapat dikelompokkan dari kualitas yang terbaik, yakni :

1.      Pasir dari tanah kebun sekitar yang digali.
2.      Pasir dari sisi sungai, baik itu sungai progo, maupun sungai yang berada di Kasongan.
3.      Pasir yang didaptkan dari pantai.

           
                        b). Objek Produksi
           
            Banyak sekali kerajinan gerabah yang dihasilkan para pengrajin Kasongan, antara lain: Guci, Vas bunga, tegel, pot berbentuk oval, celengan, patung kramik, souvenir, tempat duduk, cobek, muntu, asbak, kendi, dan alat makan. 

                        c). Proses Pencetakan
           
            Warga Kasongan memiliki beberapa cara dalam mencetak, diantaranya:                                                                                         
a.       Menggunakan cetakan. Cetakan tersebut ada yang terbuat dari kayu dan ada pula yang terbuat dari gypsum. Dalam mencetak gerabah pun mereka memilki beberapa cara, yaitu dicetak secara tunggal, belah, dan juga dicor.
b.      Menggunakan sistem putar. Sistem putar ini memiliki dua model, ada yang sistem putar langsung, seperti pembuatan guci, dan ada pula sistem putar tempel, seperti pembuatan patung. Alat pemutar ini ada yang terbuat dari kayu, besi, beton, semen dan juga elektrik. Dari semua alat pemutar yang tersedia alat pemutar elektriklah yang paling sulit digunakan oleh para pengrajin kasongan karena alat tersebut jarang digunakan. 
c.       Menggunakan sistem bebas. Cara ini biasanya digunaakan saat membuat souvenir. Sistem ini lebih tergantung pada keahlian para pengrajin.

                        d). Proses Pengeringan dan Penjemuran
           
            Setelah gerabah selesai dicetak, gerabah ditaruh di tempat terbuka yang tidak terkena sinar matahari secara langsung. Hal ini dilakukan sampai warna gerabah berubah menjadi lebih cerah (putih). Proses ini bertujuan untuk menghilangkan kemungkinan gerabah retak ketika dijemur.
            Setelah dikeringkan, gerabah pun dijemur. Proses penjemuran ini membutuhkan waktu kurang lebih 3-4 hari.
                       
                        e). Proses Pembakaran
           
            Setelah gerabah dijemur, maka selanjutnya adalah proses pembakaran. Hal ini dilakukan agar gerabah menjadi lebih kuat. Adapun macam-macam metode pembakaran ada 6, yaitu :

a.       Tungku ladang (<600 celcius="" derajat="" span="">
b.      Tungku bak terbuka (600 -700 derajat celcius)
c.       Tungku bak tertutup (600-700 derajat celcius)
d.      Tungku api berbalik (700-800 derajat celcius)
e.       Tungku gas elpiji (1000-1400 derajat celcius )
f.        Tungku listrik (1000-1400 derajat celcius)
           
            Pembakaran adalah salah satu faktor terjadinya kerusakan gerabah (retak). Dan apabila gerabah rusak ringan maka para pengrajin akan menambalnya, degan campuran bahan antara lem fox dan semen. Untuk gerabah yang rusak parah maka gerabah akan dihancurkan kemudian diolah kembali atau dibuang.
                       
                        f). Proses Finishing
           
            Proses finishing berupa proses pengecatan dan pemolesan. Dalam proses pengecatan biasanya para pengrajin menggunakan cat tembok dan cat mobil. Sedangkan proses pemolesan dilakukan agar gerabah terlihat lebih mengkilat. Biasanya para pengrajin menggunakan semir MA, semir MC, semir aqueker, melamin, brit, look many dan  PSG.
           
           
            c. Proses Pemasaran

                        a). Objek Pemasaran
           
            Para pengrajin sudah berhasil memasarkan beberapa produk kerajinan mereka ke beberapa negeri, diantaranya Australia, Belanda, Thailand, Amerika, Jepang, Singapore, Malaysia, India dan Korea.
            Selain ke luar negeri para pengrajin pun dapat memasarkan produknya ke sebagian besar daerah di Indonesia, Solo,  Semarang (Jawa Tengah), Surabaya, Malang, Bali (Jawa Timur), Jakarta (DKI) , Lampung, Palembang, Medan, Aceh, Jambi, Padang (Sumatra), Makasar (Sulawesi) dan beberapa daerah lainnya.
            Sedangkan objek pemasaran di sekitar Kasongan diantaranya show room yang letaknya di Kasongan itu sendiri, pasar Gabusan, pasar Bringharjo, Borobudur dan Prambanan.

                       
                        b). Proses Mendapatkan Client

a.  Melalui show room. Biasanya para client memgunjungi show room-show room secara langsung. Dari sini mereka merasa tertarik dan memesannya
b. Melalui Pameran. Beberapa kali para pengrajin telah mengikuti pameran kerajinan. Sebagian besar pameran yang mereka ikuti diselenggarakan oleh pemerintah, sehingga mereka tidak perlu mengeluarkan biaya. Disana mereka dapat memamerkan produk mereka juga memberi brosur. Dari sini banyak client yang tertarik dan memesan.
c. Melalui Website. Beberapa pengrajin besar memiliki website yang digunakan untuk menawarkan produk mereka. Dari sini banyak client merasa tertarik dan memesan.
                                    d. Dari Mulut ke mulut.

                        c). Proses pengiriman
           
            Ada beberpa macam proses pengiriman, diantaranya ada yang menggunakan mobil container, mobil pick up, dan paket. Sedangkan pembayarannya dapat melalui sistem transfer, atau transaksi langsung.

                        d). Keuntungan
           
            Ada yang mengatakan mendapat keuntungan sebanyak 10 juta-30 juta/bulan atau 120 juta/tahun. Ada juga yang mengatakan mendapatkan keuntungan bersih sebanyak 5 juta/bulan atau sekitar 10 – 30%. Pada intinya para pengrajin mendapatkan keuntungan yang berbeda-beda
           
           
            d. Organisasi Craft
                       
                        Ada beberapa organisasi di Kasongan, yaitu;
                       
                       
                        a). Koperasi Setio Pramon.
             
            Koperasi ini diketuai oleh Bapak Timbul. Organisasi yang kini beranggota 360 pengrajin ini didirikan oleh 25 pengrajin. Namun sayangnya beberapa pendiri justru keluar dari organisasi tersebut.
                       
                        b). Koperasi Senin Kemis
                                   
                                    Koperasi ini diketuai oleh pak Subur Duhartono.
                       
                        c). Kopersi Usaha Bersama
           
            Koperasi ini idirikan sekaligus diketuai oleh Pak Ngadiyono. Beliau merupakan salah satu pendiri Koperasi Setio Pramon.Organisasi ini didirikan pada tahun 2009 dan berbadan hukum. Organisasi ini beranggotakan 35 pengrajin. Setiap tanggal 5, anggota dikumpulkan untuk rapat dan mereka pun mendapat SHU (Sisa Hasil Usaha) sebanyak Rp 50.000,-. Sedangkan pengurusnya melakukan rapat setiap 2 minggu sekali.




BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
           
            Para pengrajin pendatang yang ada di Kasongan memiliki kualitas produksi yang lebih unggul di bandingkan dengan pengrajin asli Kasongan. Hal itu dikarenakan para pengrajin pendatang lebih berpendidikan, sehingga mereka menghasilkan  produk yang lebih variatif. Sedangkan para pengrajin asli Kasongan hanya memproduksi kerajinan yang tidak memiliki banyak variasi.
            Dalam hal pemasaran banyak pengrajin kecil yang belum bisa menembus pasar internasional. Namun hanya para pengrajin besarlah yang bisa menembus pasar internasional.
            Organiasai di Kasongan masih bisa dikatakan belum berfungsi secara maksimal. Hal ini dikarenakan tidak adanya dampak positif yang dapat diterima oleh para anggotanya, terutama para pengrajin kecil.


B. Saran
           
1.       Sebaiknya organisasi yang berada di Kasongan lebih dihidupkan lagi, yaitu dengan cara diadakannya penyuluhan  atau pengarahan kepada para anggota dari pihak-pihak tertentu. Kemudian diadakan diskusi antara ketua, pengurus dan anggota untuk menyergamkan proses produksi juga proses pemasaran. Sehingga para pengrajin bisa saling melengkapi antara satu dengan yang lain.
           
2.      Pemerintah seharusnya memberikan bantuan berupa modal terutama kepada para pengrajin kecil sehingga usaha para pengrajin kecil dapat berkembang sebagaimana usaha para pengrajin besar.
           
3.      Seharusnya terdapat penekanan bahwasanya Kasongan adalah salah satu tempat wisata di Indonesia sehingga Kasongan bisa lebih dikenal, baik dalam negeri maupun luar negeri. Dengan begitu pesanan produksi bisa meningkat.      


 

Catatan si Pengelana Template by Ipietoon Cute Blog Design