Kamis, 12 Februari 2015

Mengunjungi Tempat Pembuatan Gula Merah





Gula merah, atau juga mungkin dikenal dengan sebutan gula jawa. Gula jenis satu ini memiliki rasa yang khas, yang tidak bisa ditandingi oleh rasa dari macam gula lainnya. Selain rasanya yang khas, gula merah atau gula jawa juga memiliki tekstur, warna dan aroma yang juga khas.

Maka, pada awal bulan Februari lalu, saya dan beberapa teman saya dengan suka cita mengunjungi tempat pembuatan gula jawa atau gula merah tradisional di Desa Merdan, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Dan di sini, saya –dengan senang hati- berbagi kepada anda semua mengenai tata cara pembuatan gula merah sebagaimana yang kami dapati di Desa Merden.

Sebelum memasuki tahap pembuatan gula merah, maka bahan-bahan utama pembuatan gula jawa harus dipastikan siap terlebih dahulu. Yang pertama, air nira kelapa. Air nira tersebut akan diperoleh dari bunga pohon kelapa. Oleh karenanya, sebelumnya siapkan tempat berbentuk tabung yang terbuat dari bambu sebagai wadah air nira kelapa. Panjangnya kira-kira 50cm. Maka untuk mendapatkan air nira, potong bunga pohon kelapa, dan pasang tabung air nira sebagai wadah bagi keluarnya air nira. Kemudian tunggu hingga satu hari satu malam.

Agar air nira tetap keluar, potong kembali bunga kelapa tersebut di sore hari. Selain itu, agar air nira tetap terjaga kualitasnya dan tidak membusuk, sebelum proses pengambilan air nira, tabung air nira sebelumnya harus diberi cairan bumbu. Secara tradisional, cairan bumbu tersebut terbuat dari campuran cairan kapur dan kulit pohon nangka, yang kemudian akan berwarna kunig kecoklat-coklatan. Bumbu tersebut berperan layaknya pengawet alami. Dan alkisah, bumbu tradisional terbukti lebih ampuh dan lebih baik daripada bumbu yang tebuat dari bahan kimia buatan.

Setelah didiamkan selama satu hari satu malam, biasanya air nira tersebut akan memenuhi tabung air nira. Air nira yang telah diambil pun siap diolah. Bagimana cara pengolahannya?

Pertama, siapkan sebuah wajan dengan ukuran besar. Kemudian siapkan perapian dengan suhu derajat tinggi. Tuangkan air nira pada wajan tersebut. Setelah itu, air nira pun dimasak di atas api dengan suhu derajat tinggi selama 5-6 jam. Oleh karenanya, pada tahap ini, api harus dipastikan selalu hidup dan tidak kekurangan bahan bakar (kayu bakar). Selain itu, air nira juga sesekali harus diaduk pelan.Air nira yang pada awalnya encer dan berwarna putih (sedikit kusam) akan berubah menjadi cairan coklat  yang kental. Air nira cair sebanyak 2 wajan penuh hanya akan menghasilkan ¾ adonan gula merah kental.

Setelah 5-6 jam dimasak, air nira pun siap untuk diaduk (bukan diatas perapian lho..). Tahap ini dilakukan agar adonan gula yang ada tercampur menjadi satu (tidak menggumpal). Dan perlu diketahui, mengaduk adonan gula yang sudah matang itu cukup berat, dan apabila terdapat anggota tubuh yang terkena adonan gula tersebut (yang notabenenya baru diangkat dari perapian), maka efeknya cukup menyakitkan, bahkan bisa sampai melepuh.
Setelah diaduk rata, adonan gula bisa langsung dicetak. Pada tempat pembuatan gula kali ini, cetakan terbuat dari potongan bambu dengan diameter sekitar 5cm, dan panjang sekitar 8cm. Biasanya, satu wajan adonan gula (yang tidak penuh) mampu mengisi 45-50 cetakan gula merah. Dan uniknya, tanpa harus menunggu lebih dari 10 menit, gula jawa yang dicetak sudah bisa mengering dan dikeluarkan dari cetakan. Cara mengeluarkannya pun cukup mudah. Gula merah hanya perlu didorong keluar dari cetakan, dan gula merah akan keluar dengan mudahnya.
Eits, tapi belum selesai sampai di situ. Untuk memastikan gula merah tersebut menjadi keras dan kuat, gula merah yang selesai dicetak harus didinginkan terlebih dahulu. Tidak perlu menggunakan mesin pendingin (semacam kulkas dan AC) ataupun kipas, namun cukup didiamkan selama beberapa menit hingga suhu gula tersebut menjadi normal.
Gula merah tanpa bahan kimia buatan pun selesai dibuat. InsyaAllah lezat dan sehat, dan pastinya halal 100%. Siapa yang berminat membuka usaha pembuatan gula jawa? 
[sns]




2 comment:

Dengan senang hati kami menerima komentar dari para pembaca yang terhormat.
Komentar yang diberikan merupakan sebaik-baiknya masukan untuk blog ini kedepannya.

 

Catatan si Pengelana Template by Ipietoon Cute Blog Design